From Manado With Love, Bukti Kesadaran & Kecintaan Terhadap Kehidupan Laut
Jakarta, 13 Mei 2016 – MarkPlus Inc. menggelar Jakarta Marketing Week selama 7 hari di Kota Kasablanka, pada tanggal 11 hingga 17 Mei 2016. Event marketing akbar bertajuk The 4th Jakarta Marketing Week 2016: Technology, Style, and Human to Human, memadukan knowledge, entertainment, dan networking dengan penyampaian substansi penuh gaya yang memukau dan menarik, dihadapan para marketing enthusiasts.
Pada acara JWM 2016 ini terdapat beberapa special class yang akan membahas berbagai variasi topik dunia marketing kekinian. Salah satunya yaitu kelas Saving The Coral Reefs, Saving Humans; From Manado With Love! bersama beberapa pakar di Indonesia. Sesi ini diselenggarakan pada hari Jumat, 13 Mei 2016, pukul 15.00, dengan mengundang beberapa panelis, yaitu Ibu Jilmi Astina Anif, Marketing Director Majalah Scuba Diver Indonesia, Bapak Arief Yudo Wibowo selaku Managing Director Majalah Scuba Diver Indonesia, Bapak Ir. Azwir Malaon M.Sc dari Asdep Pengembangan Destinasi Wisata Selam, Kemeterian Pariwisata Indonesia, dan Gresya Amanda, Putri Indonesia Pariwisata 2015, serta pakar biologi kelautan, Bapak J.R Pahlano Daud.
Pada sesi ini, dibahas beberapa hal mengenai kondisi terumbu karang Indonesia secara umum, dan kondisi di Manado secara khusus. Bapak J.R Pahlano Daud, selaku pakar biologi kelautan, menjelaskan bahwa memang telah terjadi kecenderungan degradasi terhadap kondisi lingkungan terumbu karang di perairan Manado, yang disebabkan oleh pemanasan global dan pengasaman laut, disamping itu perlu juga ada langkah antisipasi terhadap permasalah sampah, maupun ancaman yang terjadi dari alam itu sendiri, yakni ancaman bintang laut berduri (Red. Acanthaster Planci) dengan ukuran besar yang memakan karang dengan menempelkan perutnya pada karang untuk mencernakan lapisan jaringan hidupnya. Tak kalah pentingnya yaitu mengenai regulasi caring capacity dalam pelaksanaan pariwisata setempat. Beberapa upaya konservasi sudah ditempuh untuk tetap melestarikan ekosistem terumbu karang di Manado, bahkan sejak diadakannya Sail Bunaken di tahun 2010, seperti gerakan bersih pantai, bersih laut, penanaman terubu karang yang menciptakan habitat baru bagi ikan, yang kini bahkan telah menghasilkan beberapa titik penyelaman baru.
Manado yang memang sudah terkenal sebagai destinasi wisata selam hingga ke kancah internasional, tentu saja juga mengharapkan sentuhan konservasi para penyelam itu sendiri. Bapak Arief Yudo Wibowo, dalam penjelasannya, menerangkan bahwa pada dasarnya penyelam memiliki potensi sebagai agen perubahan untuk permasalahan yang timbul di Manado sekarang. Penyelam yang memang telah memiliki pengetahuan dasar mengenai pentingnya peran ekosistem laut dalam kehidupan manusia, tentu saja dapat berpartisipasi aktif dalam upaya konservasi dan pelestarian terumbu karang.
Pemaparan menarik juga datang dari Gresya Amanda, Putri Pariwisata 2015, yang juga sebagai Puteri Indonesia 2015 mewakili Sulawesi Utara. Ia menjelaskan beberapa hal dasar dalam memajukan pariwisata Manado, yang ia rangkum dalam 4M, yaitu mencintai, menjaga, merawat, dan melestarikan. Empat hal ini harus dibentuk dan diterapkan dalam kehidupan sehari-sehari. Usaha yang bisa dilakukan untuk mengembangkan destinasi lokal pun dapat dilakukan, salah satunya yaitu cara sederhana dengan memanfaatkan social media power yang ternyata cukup efektif untuk mempromosikan potensi wisata lokal.
Beberapa aspek penting pariwisata juga turut dibahas pada diskusi terbuka ini. Jilmi Astina Anif memaparkan beberapa hal terkait yang menjadikan Manado sebagai destinasi unggulan di Indonesia. Aspek seperti aksesibilats yang mudah, amenitas yang tersedia dengan baik, seperti dive center, hotel, dan resort yang tersedia dengan banyak pilihan. Selanjutnya, variasi atraksi selam yang mengagumkan, mulai dari wreck diving, hingga biodiversity biota laut yang akan membuat takjub para penyelam. Aspek terakhir yang juga menunjang keberlangsungan pariwisata yakni, ancillaries facilities yang memadai, seperti ketersediaan koneksi telepon dan internet, serta money changer.
Dengan digelar nya acara yang bertemakan Saving The Coral Reefs, Saving Humans, membuktikan bahwa mulai muncul dan terciptanya kesadaran serta perhatian bersama untuk menjaga dan melestarikan terumbu karang Indonesia. Dan ketika terlontar pertanya “siapa yang dapat menjaga terumbu karang?” maka jawabannya tentu saja adalah ‘kita”. Satu hal yang juga perlu menjadi catatan adalah bahwa semua penyelam yang telah menyaksikan langsung keindahan terumbu karang dan biota laut, merupakan agen perubahan, penggerak, dan pelaksana, yang diharapkan mampu mengemban upaya konservasi bahari, agar terciptanya wisata selam yang berkelanjutan, dan terwujudnya kondisi ekonomi dan ekologi yang berjalan seimbang.