Memelihara Hiu Paus di Akuarium
(Foto: Tommi Kokkola – SDOP 1/2018)
Siapa yang tak kenal hiu paus? Spesies yang bernama latin Rhincodon typus ini adalah ikan terbesar di dunia. Ia mampu tumbuh hingga sepanjang 22 meter dan bisa memiliki berat sampai sekitar 20 ton. Sayangnya, pada tahun 2016 lalu International Union for Conservation of Nature (IUCN) mengumumkan status hiu paus sebagai “Endangered” atau spesies yang terancam punah.
Dulu, hiu paus hanya bisa dijumpai di habitat aslinya yang tersebar di kawasan Samudra Atlantik, Samudra Hindia dan perairan Indo-Pasifik. Namun sejak sekitar satu dekade belakangan, hiu paus mulai diangkut ke akuarium-akuarium besar dan dipelihara untuk beragam kepentingan, baik itu untuk penelitian, pendidikan, maupun pariwisata.
Berikut adalah beberapa tempat di mana wisatawan bisa bertemu hiu paus dengan mudah, tanpa harus berenang ataupun menyelam di perairan terbuka:
Georgia Aquarium (Atlanta, Amerika Serikat)

(Foto: WikiCommons/Zacwolf)
Georgia Aquarium adalah akuarium terbesar di dunia. Tempat ini menampung 8,5 juta galon air laut dan berisi sekitar 120.000 biota dari ratusan spesies berbeda. Georgia Aquarium dikelola oleh organisasi non-profit, di mana keuntungan yang dihasilkan dari kunjungan wisatawan digunakan untuk mendukung gerakan pelestarian serta penelitian biologi kelautan di seluruh dunia. Georgia Aquarium juga terkenal karena mengoleksi berbagai satwa laut langka, termasuk hiu paus.
Pada tahun 2007 ada dua ekor hiu paus yang kehilangan selera makan, sakit, lalu mati di Georgia Aquarium. Kejadian ini memicu kritik keras dari sejumlah marine biologist, kelompok konservasi dan pejuang hak satwa. Namun demikian, sampai sekarang Georgia Aquarium tetap mengoleksi hiu paus dan masih menyimpan empat ekor “raksasa lautan” ini di akuarium besarnya.
Churaumi Aquarium (Okinawa, Jepang)

(Foto: WikiCommons)
Churaumi Aquarium merupakan akuarium terbesar nomor dua setelah Georgia Aquarium. Daya tampungnya mencapai 1,9 juta galon air laut dan berisi sekitar 26.000 individu biota laut. Selain menjadi tempat wisata edukasi, tempat ini juga menjadi research center untuk pengembangan biologi kelautan.
Salah satu proyek yang dikerjakan di Churaumi Aquarium adalah penelitian tentang reproduksi Rhincodon typus. Sejak beberapa tahun belakangan, para ilmuwan di sana menjalankan berbagai usaha ilmiah untuk “mengawinkan” hiu paus. Jika usaha ini berhasil, maka Churaumi Aquarium akan menjadi laboratorium pertama yang mampu membuat hiu paus berkembang biak di luar habitat aslinya.
Pro dan Kontra
Selain Amerika Serikat dan Jepang, China dan Taiwan juga memiliki akuarium hiu paus sejenis. Meski ukuran tangkinya berbeda-beda, umumnya semua akuarium tersebut mengusung visi dan misi yang sama yakni untuk mendukung gerakan pelestarian fauna, penelitian, serta wisata edukasi bagi masyarakat umum.
Namun demikian, tidak semua orang setuju terhadap visi dan misi tersebut. Ada banyak juga kalangan yang menganggap bahwa hiu paus semestinya dilestarikan di habitat aslinya—bukan malah dipindahkan ke akuarium untuk dipamerkan. Berikut ini adalah sejumlah alasan pro dan kontra yang muncul:
Pro:
– Menurut Bruce Carlson, Chief Science Officer di Georgia Aquarium, ikan hiu paus yang dipindahkan ke akuarium pameran adalah ikan-ikan yang terancam di habitat aslinya. Georgia Aquarium sendiri mendapat ikan hiu paus dari nelayan Taiwan yang semula hendak membunuh si hiu untuk diambil minyak dan siripnya.
– Dr. Bruce Carlson juga menjelaskan bahwa dulu hiu paus hanya bisa dilihat oleh kalangan terbatas yang memiliki keahlian tertentu, seperti penyelam atau nelayan yang mampu bepergian jauh. Tapi sekarang, sejak ada akuarium pameran hiu paus, jutaan orang bisa menyaksikan langsung keindahan mahluk ini. Dengan begitu masyarakat luas diharapkan bisa tergerak untuk mendukung upaya pelestarian hiu paus di alam liar.
Kontra:
– Hiu paus merupakan hewan dengan daya jelajah yang sangat tinggi. Meski ditemukan ada hiu paus yang menetap cukup lama di beberapa wilayah, namun pada dasarnya mereka adalah hewan yang bermigrasi. Menurut ilmuwan dari Australian Institute of Marine Science, hiu paus dapat berenang menjelajah lautan sejauh ratusan kilometer hanya dalam hitungan minggu. Mereka juga memiliki jalur migrasi yang sangat jauh hingga meliputi Samudra Atlantik, Samudra Hindia, dan Samudra Pasifik Bagian Barat. Artinya, menempatkan hiu paus ke dalam akuarium sama saja dengan memenjara mereka di dalam kotak yang sangat sempit.
– Selain memenjara hiu paus, pemindahan hiu paus ke habitat buatan juga bisa mengganggu keseimbangan ekosistem laut secara keseluruhan.
– Saat ini hiu paus juga telah menjadi basis industri pariwisata bagi daerah-daerah habitatnya seperti Australia, Ekuador, Honduras, Mexico, Filipina, Thailand, Indonesia, dan sejumlah daerah lain. Di Indonesia sendiri hiu paus telah menjadi atraksi wisata selam unggulan untuk kawasan Nabire (Papua Barat) dan Talisayan (Berau, Kalimantan Timur). Mengingat hal tersebut, pemindahan hiu paus ke akuarium pameran bisa sangat merugikan serta merusak potensi pariwisata di daerah pesisir.
Seandainya kasus pemindahan hiu paus serupa benar-benar terjadi di Indonesia, sikap mana yang akan Anda ambil?
Simak juga keindahan dan kekuatan para hiu, serta berbagai ancaman yang mereka hadapi dalam Scuba Diver Ocean Planet Collector’s Edition “Celebrating Sharks” Edisi 1/2018 (e-magazine).