Keindahan Bawah Laut Belitung Timur
Kegiatan Journalist Trip yang diadakan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Belitung Timur tanggal 21-24 November di Kota 1001 Warung Kopi ini bertujuan untuk memperkenalkan Belitung Timur tak hanya sebagai tujuan wisata literatur dengan keberadaan museum kata pertama di Indonesia, wisata alam maupun kuliner namun sebagai destinasi wisata selam di Indonesia Barat. Dalam kegiatan ini diundang tim penyelam yang terdiri dari fotografer dan videografer bawah laut, instruktur dan pendamping selam profesional yang mewakili majalah Scuba Diver AustralAsia Edisi Indonesia. Dinas Pariwisata Kabupaten Belitung Timur juga mengundang jurnalis Indonesia lainnya dari berbagai media yaitu CNN Indonesia, Detik Travel, Tempo, Net TV, Antara dan Trans TV karena selain meliput kegiatan eksplorasi wisata selam juga DISBUDPAR juga sedang menyelenggarakan kegiatan Blue Ocean Odyssey Rally 2015 yang mendapat kunjungan dari beberapa armada Yacht mancanegara yaitu diantaranya berasal dari Amerika, Canada dan Brazil.
Penerbangan yang ditempuh selama 45 menit dari Bandara Soekarno-Hatta di Jakarta dan dilanjutkan dengan perjalanan darat selama lebih kurang 1 satu jam menuju Belitung timur mengantarkan tim Journalist Trip ke Negeri Sejuta Pelangi. Negeri yang telah telah dikenal sebelumnya sebagai kampung halaman dari Andrea Hirata, penulis literatur Laskar Pelangi yang makin menginspirasi banyak orang setelah diangkat menjadi film. Eksposur yang membuat Belitung semakin terkenal karena scene pemandangan alamnya yang indah. Selama ini memang belum ada yang mengangkat Belitung Timur dari sisi keindahan alam bawah lautnya.
Majalah Scuba Diver Australasia Ocean Planet Edisi Indonesia diberi kesempatan pertama kali ini untuk mengunjungi beberapa titik selam yang ada di Belitung Timur. Kunjungan menyelam kami bermula di pulau Siandong yang memiliki karakteristik wall terumbu karang keras yang tutupan karangnya cenderung padat, lokasi ini dihuni oleh berbagai ikan karang kecil beraneka jenis mulai dari anemone fish, damsel fish, angelfish dan lain-lain. Jika ingin menyelam untuk melihat ribuan ikan yellowstripe dan glassfish datang saja ke dermaga Desa Buku Limau sambil beristirahat makan siang ala Badulang (porsi untuk 4 orang -red) di salah satu rumah warga desa nelayan penghasil ikan asin.
Pulau Penanas bagian selatan pun tak kalah menarik jika ingin merasakan sensasi menyelam mengikuti arus, namun relatif lebih aman dibandingkan dengan arus shot gun di Pulau Komodo jika ingin sebuah perbandingan. Kita dapat bergerak mengikuti arus searah diantara dua tebing karang menyerupai lorong yang memiliki kedalaman maksimal 20 meter. Di kedalaman ini kita akan dapat melihat karang lunak seperti seafans, Brilliant Soft coral warna merah dan warna coklat kekuningan serta Hard coral beraneka jenis, bentuk yang dihuni oleh bersama dengan kawanan ikan yellow stripe, snapper, dan trevally.

Titik selam pulau Penanas diluar dari titik channel yang berarus seperti dibagian utara dan tenggara juga dihuni binatang mikro nudibranch seperti jenis flabellina, kemungkinan adanya jenis binatang mikro lainnya masih perlu di eksplorasi oleh penyelam dengan minat fotografi dan sudah barang tentu akan mulai berkunjung ke titik selam ini.
Dari kegiatan Journalist trip Kabupaten Belitung Timur ini para penyelam selain mendapatkan pengalaman baru di beberapa titik selam yang dikunjungi juga dapat merekomendasikan tujuan wisata selam Belitung Timur untuk penyelam pemula maupun yang telah berpengalaman. Karena keadaan arus, gelombang termasuk jarak pandang dibawah air juga masih dalam kategori mudah diselami. Jadi kapan lagi jika tidak mengunjungi Belitung Timur terutama di musim terbaiknya yaitu antara bulan November dan Desember ataupun di bulan Mei dan Juni. Bagi Buddies yang ingin menyelam di Belitung Timur harus memiliki dan menunjukkan sertifikat diving, membawa log book, dan peralatan selam sendiri atau menyewa dari daerah asal. Sedangkan pemberat, tabung selam serta speedboat dapat disediakan oleh Dinas Pariwisata Belitung Timur. Untuk keselamatan, kalian yang akan berkunjung diharapkan bergabung dengan perjalanan wisata selam berkelompok ( group trip ) dari ketua kelompok yang telah berpengalaman dan harus bersertifikat instruktur lengkap bersama pendamping selam bersertifikat dive master atau dengan komposisi buddy system yang paling aman, karena penyelaman dimanapun harus terencana dengan baik agar terhindar dari beragam resiko salah satunya decompression sickness (DCS). Jadi pastikan bahwa setiap penyelam memahami resiko untuk tidak menyelam melewati batas waktu penyelaman, walau rata-rata kedalaman titik selam yang pernah dikunjungi di Belitung Timur tidak terlampau dalam hanya sekitar 18-22 m namun perlu diingat bahwa saat ini Belitung timur belum memiliki fasilitas decompression chamber. Meskipun begitu hingga saat ini belum ada catatan mengenai penyelam yang mengalami DCS saat menyelam di Belitung Timur. (sdaaopi)
Tunggu video dokumenter perjalanan tersebut di channel youtube kami dan ulasan yang lebih lengkap mengenai wisata selam di Belitung Timur di Majalah Scuba Diver Edisi 1/2016.