Interview with a pro: David Doubilet

    Setelah menghabiskan lima dekade memvisualkan suara laut kita, David Doubilet kembali untuk menginspirasi dan mempengaruhi fotografer di seluruh dunia.

     

    Tidak diragukan lagi salah satu fotografer bawah air yang paling berpengaruh di dunia, David Doubilet, berkeinginan untuk menghubungkan orang-orang dengan keindahan yang luar biasa dan kehancuran yang mungkin terjadi di dunia yang tak terlihat di bawah air. Keberhasilan yang telah ia raih seperti foto-foto di alam liar Okavango Delta, Botswana, dan lapisan es di lautan utara dan selatan planet kita.

    David menyempatkan waktu untuk berbicara dengan Editor Scuba Diver, Justin Gillighan.

     

    Mengapa Anda menggeluti fotografi bawah air dan apa yang menjadi inspirasi Anda?

    Saya mulai mendalami fotografi bawah air sejak usia 12 tahun, karena itulah yang ingin saya lakukan sejak dulu. Di usia itu, saya lebih banyak menghabiskan waktu di bawah air daripada di darat, karena itu cara yang indah untuk melarikan diri dengan mengapung tanpa beban dan tetap bisa bernapas di dalam lautan. Saya melihat banyak hal di dunia bawah laut yang belum pernah saya lihat di daratan. Benar-benar mengagumkan. Bahkan di usia 12 tahun, saya tertarik dengan kualitas pencahayaan. Saya memang sudah menyukai hal semacam itu sejak usia yang sangat dini. Laut dan fotografi adalah tempat di mana saya langsung jatuh cinta dan saya tahu bahwa ini adalah sesuatu yang akan saya lakukan sepanjang hidup saya.

    Sekarang, saya tidak tahu apakah saya akan melakukannya sebagai ilmuwan atau wartawan, di mana keputusan itu datang di saat tahun pertama di universitas. Saya menyadari bahwa menjadi ahli biologi laut bukanlah sesuatu yang membuat saya tertarik, saya lebih tertarik untuk menjadi seorang fotografer. Dan saya juga tidak tertarik untuk menjadi seorang filmmaker karena faktanya untuk membuat film tidak hanya membutuhkan input Anda sendiri, tapi masukan dari banyak orang.

    Perbedaan antara foto dan film ibaratnya seperti perbedaan antara menulis prosa dan puisi. Sadar bahwa saya akan memiliki produk fotografi yang lebih lengkap ketimbang produk film yang lebih kompleks. Di samping itu, saya juga pernah mencoba membuat beberapa adegan film dalam BW yang sangat bagus dan malah jatuh tertidur di pemutaran perdananya. Pasti ada sesuatu yang salah dengan apa yang saya lakukan tersebut, jadi saya berbalik kembali ke fotografi.

    Bisakah Anda menjelaskan pentingnya “mendefinisikan ulang batas-batas fotografi” setiap kali Anda masuk ke dalam air?

    Itu merupakan contoh kutipan yang sangat baik mengenai apa yang saya dan pasangan saya, Jennifer Hayes, lakukan, dan itu benar-benar merangkum apa yang harus dilakukan setiap kali kita menyelam. Di setiap tugas kita harus berpikir tidak hanya mengenai apa yang akan kita potret, tapi bagaimana cara melakukannya.

    Itu merupakan teknik yang perlu kita kembangkan lebih lanjut atau cara baru dalam memandang sebuah subjek. Di tugas pertama saya untuk National Geographic, saya tahu tentang garden eel dan bagaimana mereka menghilang masuk kembali ke dasar laut begitu Anda mendekati mereka. Saya bekerjasama dengan perusahaan yang pertama kali membuat underwater housing, Ocean Eye. Mereka membuatkan saya sebuah kabel sepanjang 40 kaki dengan tombol agar saya bisa menaruh housing dekat dengan garden eel di Laut Merah dan menunggu dari jauh. Walaupun memerlukan waktu hingga berhari-hari, tapi gambaran akhir dari garden eel keluar dan bergoyang di depan kamera merupakan foto yang tidak pernah seorang pun lihat sebelumnya. Itulah awal karir saya dimulai. Teruslah berpikir kreatif dan mencoba segala macam cara dan tidak hanya sekedar bermimpi.

    Menurut Anda apa elemen terpenting dari foto bawah air – subjek, pencahayaan, atau komposisi?

    Kedekatan merupakan hal terpenting dari sebuah foto bawah air. Tidak peduli Anda memotret paus atau ikan kecil, Anda harus berada selevel dengan mereka. Anda harus menatap matanya atau sungutnya jika itu nudibranch.

    Tentu saja pencahayaan penting, entah dari strobe atau cahaya alami. Anda harus mempertimbangkan bagaimana cahaya mampu menunjang subjek Anda. Sukses pertama saya waktu itu adalah dalam BW. Saya akan mendorong fotografer bawah air pemula untuk belajar dengan media tersebut dan memprosesnya dengan Photoshop dalam BW. Pada dasarnya Anda akan belajar bagaimana cahaya jatuh ke dalam laut karena fotografi bawah air selalu berkisar seputar air. Mereka yang ingin menghilangkan airnya atau ingin memotret hewan dengan background hitam tanpa tahu cara yang konsisten untuk melakukan sesuatu yang saya ceritakan, tidak benar-benar memperhatikan apa fotografi bawah air itu.

    Apa inspirasi Anda untuk teknik half-and-half yang Anda rintis? Apakah ada momen “light bulb”?

    Foto half-and half telah menjadi signature saya di setiap penugasan. Teknik half-and-half memadukan gambar di atas permukaan air dan dunia yang tersembunyi di bawahnya.

    Idenya dimulai ketika saya “melihat” gambaran dalam pikiran saya yang ingin saya realisasikan. Saya berkeinginan untuk memotret stingrays dan awan, dan saya mewujudkannya ketika di North Sound, Pulau Grand Cayman. Dibutuhkan kesabaran untuk mendapatkan hasil yang bagus. Saya punya mimpi untuk membuat foto half-and-half di seluruh tempat di dunia, saya sudah memikirkan daftarnya.

    Apa tantangan yang dihadapi ketika memotret di Botswana Okavango Delta?

    National Geographic bercerita tentang Okavango Delta yang disebut sebagai “Miracle Delta Story”.

    Berawal dari sebuah obrolan bar di Beacon Hotel-Washington ketika seorang teman fotografer satwa liar mengatakan kepada kami bahwa air di delta dalam keadaan yang sangat jernih selama satu bulan dan belum ada orang yang menjelajahinya.

    Kami langsung tertarik dengan ide itu. Jennifer dan saya selalu ingin melihat seperti apa yang tampak di bagian bawah Afrika.

    Tantangannya luar biasa. Botswana bukanlah destinasi penyelaman. Jadi kami pergi membawa tangki, kompresor, peralatan menyelam dan cadangannya ke Ncamasere Lodge dan menerbangkannya menuju delta dalam Cessna Caravan.

    Tujuan kami menyelam di delta cuma satu: Jangan sampai termakan oleh buaya sungai atau kuda nil. Buaya ada di mana-mana, mengintai di balik papyrus. Anda bak umpan melayang di dalam air. Suasana sangat menegangkan ketika berenang melewati jejak kaki kuda nil di dasar air. Tidak pernah sekali pun kami menyelam di tempat yang sama dalam waktu lama. Malam hari kami menyelam untuk melihat Zambezi catfish. Terbagi dalam dua tim: Andy dan Brad Bestelink membawa senter dan tongkat buaya, Jennifer dan saya membawa kamera. Sebenarnya akan lebih berguna membawa tongkat buaya untuk melindungi diri dari serangan.

    Pemotretan tersebut merupakan tantangan terbesar kami tapi juga yang paling mengesankan dan memesona. Anda akan terbawa dalam suasana Afrika. Kami pasti akan kembali lagi ke sana.

    David Doubilet adalah editor dan penulis yang telah menerbitkan 12 buku termasuk award-winning “Water Light Time”. Penghargaan fotografinya meliputi Picture of the Year, BBC Wildlife, Communication Arts dan World Press. David merupakan anggota Academy of Achievement, Royal Photographic Society, International League of Conservation Photographers, International Diving Hall of Fame dan perwakilan dari Shark Research Institute. David juga merupakan National Geographic Contributing Photographer-in-Residence di 2001. Ia juga ambasador Rolex dan penerima penghargaan bergengsi Explorers Club Lowell Thomas Award dan Lennart Nilsson Award untuk Scientific Photography.

    David tinggal bersama istrinya yang juga seorang fotografer, Jennifer Hayes, di Clayton,New York, USA.

    Untuk lebih lengkapnya baca majalah Scuba Diver Australasia Indonesia edisi 6.

    Versi e-magazine, bisa diperoleh di:

    Wayang Force: https://www.wayang.co.id/index.php/toko/detail/20443

    Scoop: https://www.getscoop.com/id/majalah/scuba-diver-indonesia/06-2014

    <span class="icon-user"></span>

    scubadiver

    Scuba Diver Indonesia adalah majalah selam internasional paling terkemuka di dunia.

    Facebook comments

    Website comments