Rumah Baru Bagi Ikan di Perairan Wakatobi
Dwi Saptarini – Scuba Diver Indonesia News
Indonesia sebagai negara kepulauan dengan kekayaan bawah laut yang sangat tinggi, mengalami perkembangan pesat dalam pariwisata bahari dan menyelam khususnya. Akan tetapi semakin maraknya wisata bahari tersebut tidak berbanding lurus dengan pelestarian bawah laut yang terkandung di dalamnya. Menteri Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Susi Pudjiastuti mengatakan bahwa 70% terumbu karang yang terdapat di Indonesia mengalami kerusakan. Tentunya hal ini menjadi kekhawatiran tersendiri dan perlu adanya upaya pelestarian terhadap terumbu karang yang menjadi inti bagi kehidupan bawah laut.

Domus Longus karya Teguh Ostenrik yang akan ditenggelamkan di Perairan Wakatobi. Foto dari Yayasan Terumbu Rupa
Wakatobi sebagai salah satu destinasi wisata selam terkemuka di Indonesia pun tak luput dari ancaman tersebut. Menyadari akan arti pentingnya upaya konservasi penyelamatan terumbu karang, Pemerintah Kabupaten Wakatobi memutuskan untuk menjadi tuan rumah bagi peringatan Coral Day tahun ini yang akan diselenggarakan pada 5 September 2015 mendatang. Gerakan penyelamatan terumbu karang berbasis relawan ini didukung oleh banyak organisasi seperti GEF SPG (Global Environment Facility-Small Grants Progamme) Indonesia, Yayasan KEHATI, Telapak, Terangi, Imaji Bumi, dll yang akan bekerja sama dengan Yayasan Terumbu Rupa dan tentunya Pemerintah Kabupaten Wakatobi itu sendiri. Peringatan Coral Day ini sekaligus menjadi salah satu rangkaian kegiatan konfrensi internasional Local Government Voices toward HABITAT III on a New Urban Agenda yang akan dihadiri oleh banyak pemimpin daerah lain di Indonesia dan luar negeri.
Pada perayaan Coral Day nanti, sebuah instalasi seni patung besi berteknologi biorock, yaitu sebuah ARTificial reef yang diberi nama Domus Longus (rumah panjang) akan ditenggelamkan di perairan Wakatobi. Instalasi seni yang merupakan sebuah karya dari seniman Teguh Ostenrik ini berukuran 6 x 8 meter yang dilengkapi dengan replika long nose butterfly fish di sekelilingnya, karya ini sekaligus merupakan transplantasi terumbu karang yang diharapkan nantinya terumbu karang dapat tumbuh lebih cepat dan menjadi rumah baru bagi ikan-ikan di perairan Wakatobi.
Bupati Wakatobi, Hugua di sela-sela konfrensi pers persiapan Coral Day mengatakan “Bagi kami Coral Day ini sangat istimewa, sebuah proses edukasi yang sangat berharga bagi warga kami juga. Menyadarkan secara menyeluruh betapa berharganya nilai konservasi bagi kita semua.” Konfresi pers yang dihadiri pula oleh Ketua Yayasan Terumbu Rupa, Asrul Hanif Arifin dan Koordinator Coral Day Indonesia, Ery Damayanti, serta seniman Teguh Ostenrik berharap 5 September nanti semua akan berjalan lancar dan Domus Longus akan menjadi monumen tanda kesiapan warga dalam menjaga pelestarian terumbu karang di Wakatobi. Teguh Ostenrik sebagai seniman yang membuat Domus Longus pun menambahkan bahwa ia tergerak untuk berpartisipasi karena ingin membuat sesuatu yang berbeda dan berguna untuk Indonesia, menurutnya kesenian tidak selamanya harus berada di dalam galeri saja. Ia berniat untuk membuat underwater museum di Wakatobi. Asrul Hanif Arifin, Ketua Yayasan Terumbu Rupa mengatakan “Kami berharap kontribusi ini dapat menginspirasi pihak lain untuk ikut serta menyelamatkan terumbu karang Indonesia.”
(DWS)