Sampah Sedotan Sepanjang 12 Gerbong Kereta di Pulau Pramuka

    Jakarta, 10 Mei 2017. Beberapa hari yang lalu,sebanyak 60 orang dari berbagai komunitas melakukan aksi #NoStrawMovement di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu. Acara tersebut diprakasai oleh resotran cepat saji, KFC Indonesia dan bekerjasama dengan Divers Clean Action (DCA) sebagai tim pengolah data sampah yang terkumpul.

    General marketing PT. Fast Food Indonesia, Hendra Yuniarto menjelaskan, “Gerakan #Nostrawmovement adalah ajakan KFC Indonesia kepada konsumen untuk mengurangi sampah plastik khususnya sedotan plastik sekali pakai dengan cara menolak sedotan plastik saat memesan minum dimanapun. Dan kegiatan membersihkan laut dan pantai di Pulau Pramuka ini membuktikan betapa besarnya kontribusi sedotan terhadap sampah dilaut dimana kami berhasil mengumpulkan 1,45KG sampah sedotan dari aksi tersebut. Tidaklah heran bila disebutkan bahwa sedotan adalah penyumbang sampah laut terbesar kelima di dunia.”

    Aksi tersebut dilakukan di dua tempat, di pesisir pantai dan bawah laut Pulau Pramuka. Total sampah yang terkumpul seberat 81kg, dimana 9kg berasal dari penyisiran pantai sepanjang 150m dan 72kg dari penyisiran bawah laut sepanjang 230m (kedalaman 10-13m). Berdasarkan hasil analisis tim DCA, sampah yang terkumpul dari darat didominasi oleh sampah plastik PET sebesar 23%, sedangkan dari bawah laut, didominasi oleh sampah plastik kemasan (16,4%) dan kain tekstil (16,2%).

    Hasil yang fantastis terlihat dari total berat sampah sedotan yang mencapai 1,45kg. Apabila seluruh sampah sedotan yang terkumpul dijajarkan membentuk garis lurus maka panjangnya akan sama dengan panjang 12 gerbong kereta.

    Penggagas DCA, Swietenia Puspa Lestari menjelaskan bahwa data sampah yang didapat diperoleh melalui metode sampling sampah. Penimbangan dilakukan terhadap tiap-tiap jenis sampah, seperti styrofoam, plastik kemasan, plastik PET, plastik bening, plastik minuman gelas, plastik sedotan, plastik tebal, plastik kresek, plastik HDPE, plastik PP, kain tekstil, B3, kaca, kaleng, dan residu.

    “Hasil kegiatan bersih laut ini diharapkan dapat dipergunakan oleh khalayak umum dan sebagai tolok ukur untuk mengurangi jumlah sampah di laut dan pantai Pulau Pramuka serta wilayah lainnya. Berdasarkan data tersebut dan pengalaman kami sebelumnya membuktikan bahwa upaya pengurangan sampah perlu digalakkan agar laut tidak lagi dijadikan tempat pembuangan sampah” ungkap Swietenia.

    Gerakan #NoStrawMovement dilatarbelakangi oleh fakta bahwa sedotan merupakan penyumbang sampah laut terbesar kelima di dunia. Data DCA menunjukan pemakaian sedotan di Indonesia diperkirakan mencapai 93.244.847 batang tiap harinya. Umumnya, sampah sedotan tersebut berasal dari restoran, minuman kemasan, dan sumber lainnya (packed straw). Sebanyak 93.244.847 sedotan tersebut dapat dianalogikan dengan 16.784km, sama dengan dengan jarak dari Jakarta ke Mexico City, atau jika dihitung per minggu maka pemakaian sedotan mencapai 117.449km setara dengan 3 kali keliling bumi.

    Kasus nyata efek sampah sedotan terhadap biota laut telah ada yang menjadi viral yaitu tersangkutnya sedotan di lubang hidung seekor penyu. Akun Youtube “CostaRicanSeaTurtles” memposting sebuah video yang menunjukan tim peneliti sedang berusaha mengeluarkan sedotan yang tersangkut di lubang hidung seekor penyu. Di video tersebut, terlihat hidung penyu mengeluarkan darah saat tim peneliti berusaha mengeluarkan sedotan dari lubang hidungnya. Video tersebut telah dilihat sebanyak 11.000.568 penonton.

    KFC Indonesia Gerakan #NoStrawMovement ini  sangat mengharapkan dukungan konsumen untuk lebih peduli terhadap sampah plastik terutama sedotan plastik sekali pakai dengan membiasakan diri untuk minum tanpa menggunakan sedotan plastik demi menyelamatkan laut dan biota laut di dalamnya.

    Tim DCA dan Taman Nasional Kep. Seribu sedang memberikan sambutan (dok.sdaai)

     

    Sampah sedotan yang berhasil dikumpulkan oleh seorang peserta (dok. DCA)

     

    Pemungutan sampah bawah air (dok. DCA)

     

    <span class="icon-user"></span>

    luciakusolo

    Facebook comments

    Website comments