Kemenparekraf Bantu Pulihkan Wisata Selam Labuan Bajo dengan Panduan CHSE

Abi Carnadie dalam acara “Sosialisasi Panduan CHSE Wisata Selam” yang digelar Kemenparekraf di Inaya Bay, Labuan Bajo, dan disiarkan langsung di kanal Youtube resmi Kemenparekraf, Selasa (6/10/2020).
Panduan cleanliness, health, safety, and environmental sustainability (CHSE) wisata selam yang baru dirilis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dinilai akan sangat membantu pemulihan industri wisata selam di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.
Penilaian itu disampaikan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Manggarai Barat Agustinus Rinus dalam acara “Sosialisasi Panduan CHSE Wisata Selam” yang digelar Kemenparekraf di Inaya Bay, Labuan Bajo, Selasa (6/10/2020).
“Dari hasil kajian terbaru, ada catatan penting bahwa ternyata pengetahuan terhadap COVID-19 bagi pelaku usaha (di Manggarai Barat) itu sangat rendah. Itu akan berdampak terhadap sikap dan praktiknya di lapangan. Dan hari ini tim dari Kemenparekraf datang (ke Labuan Bajo) untuk melakukan sosialisasi (panduan CHSE wisata selam), menurut saya ini sangat luar biasa,” ujar Agustinus Rinus, Selasa (6/10/2020).
Wisata selam dan wisata bahari memang menjadi kekuatan utama pariwisata di Kabupaten Manggarai Barat. Menurut laporan Agustinus, dari sekitar 187 ribu wisatawan yang datang ke Manggarai Barat pada tahun 2019, sekitar 64 persennya melakukan aktivitas wisata di laut.
Namun, industri wisata selam dan wisata bahari Manggarai Barat kini tengah terpuruk akibat pandemi COVID-19. Menurut laporan Agustinus, sepanjang bulan Mei-Juni 2020 saja total kerugian sektor pariwisata Manggarai Barat mencapai sekitar Rp5 miliar-Rp10 miliar. Ada juga sekitar 4.412 tenaga kerja pariwisata yang terdampak hingga kehilangan pekerjaan.
Untuk mengatasi krisis pandemi ini, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan Kemenparekraf Rizky Handayani menyatakan akan terus berupaya mempromosikan protokol kesehatan demi meningkatkan kepercayaan dan menarik kunjungan wisatawan.
“Kami dari Kemenparekraf bersama kementerian lain akan terus mendukung terselenggaranya kegiatan-kegiatan untuk mempromosikan destinasi Labuan Bajo dan sekitarnya, Manggarai Barat, dan Flores secara umum kepada wisatawan,” jelas Rizky Handayani melalui teleconference dalam acara tersebut, Selasa (6/10/2020).
“Untuk itu, dalam rangka meningkatkan kepercayaan dari market, kita harus menginformasikan apa yang dilakukan oleh pemerintah, industri, dan komunitas terhadap detinasi, salah satunya tentang bagaimana kita menerapkan protokol kesehatan di destinasi wisata,” lanjutnya.
“Setelah ini akan ada sertifikasi penyedia jasa atau dive center terkait dengan CHSE. Kita perlu (sertifikasi CHSE) untuk menginformasikan dan mengomunikasikan kepada wisatawan mancanegara bahwa kita ready menghadapi situasi new normal ke depan. Dengan ini kita akan membuat mereka lebih percaya bahwa Indonesia siap meng-handle kegiatan pariwisata sesuai aturan kesehatan yang berlaku di seluruh dunia,” lanjut Rizky.
Hal senada dinyatakan oleh Abi Carnadie, PADI Diving Instructor yang juga menjadi anggota tim penyusun panduan CHSE wisata selam Kemenparekraf.
“Rencananya ke depan akan ada sertifikasi. Setiap unit usaha akan diaudit, yang melakukan audit adalah auditor yang sudah menyelesaikan training. Dia akan melakukan audit berdasarkan indikator yang ada di sini (panduan CHSE wisata selam),” jelas Abi, Selasa (6/10/2020).
“Gunanya sertifikasi (CHSE) adalah untuk memberikan rasa aman ke wisatawan, untuk jadi bahan marketing. Jadi kalau orang mau datang (ke destinasi wisata selam) dan memilih dive center, itu Anda (pelaku usaha) bisa pajang (sertifikat), orang bisa bertanya itu sudah memenuhi (protokol kesehatan) atau belum,” lanjutnya.
Abi juga menekankan bahwa panduan CHSE wisata selam bersifat dinamis dan bisa diperbarui seiring dengan perkembangan situasi.
“Kalau ada masukan silakan beri tahu kami. Jika memang sudah ada kegiatan (wisata selam) real-nya, nanti kita akan pelajari lagi. Kalau perlu diubah, ya diubah. Kalau perlu disesuaikan, ya disesuaikan,” jelas Abi.
Salinan buku digital panduan CHSE wisata selam dapat diunduh di tautan ini (PDF).