Peluncuran Buku “Sikka Underwater”
Jakarta – Kamis, 21 Desember 2017, Pemerintah Daerah Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar acara peluncuran buku Sikka Underwater di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata Republik Indonesia, Jakarta. Buku berformat coffe table book ini berisi sejumlah karya fotografi tentang kekayaan budaya serta keindahan alam Kabupaten Sikka, terutama pesona alam bawah lautnya.
Dalam acara tersebut, Drs. Frans Lebu Raya selaku Gubernur NTT menjelaskan bahwa buku Sikka Underwater merupakan bukti komitmen dan keseriusan Pemerintah Daerah dalam meneguhkan eksistensi Kabupaten Sikka sebagai salah satu primadona destinasi wisata selam Indonesia.
“Seperti buku-buku sebelumnya, buku Sikka Underwater ini menjadi dokumentasi visual tentang kekayaan hayati wilayah NTT yang penting bagi generasi mendatang. Buku ini merekam bagaimana alam bawah laut Sikka telah pulih dari kerusakan dahsyat yang terjadi akibat gempa besar tahun 1992,” ujar beliau.
Tahun 1992 lalu, Kabupaten Sikka yang berada di Pulau Flores, NTT, memang pernah dilanda gempa tektonik sebesar 6,8 skala Richter yang diikuti dengan tsunami. Bencana alam tersebut menyebabkan kerusakan yang cukup besar baik di darat maupun di bawah laut. Gugusan terumbu karang banyak yang hancur. Salah satu lempeng dasar lautnya juga terguncang parah hingga membentuk patahan besar di kedalaman sekitar 10 meter.
Tapi sekarang, setelah 25 tahun berlalu, alam bawah laut Sikka telah pulih dan dipenuhi keindahan seperti sediakala. Seperti bisa dilihat dalam buku Sikka Underwater, di sana kita bisa menjumpai berbagai jenis hard coral dan soft coral berukuran besar yang dihuni berbagai jenis ikan terumbu. Penggemar fotografi makro serta muck diving bisa menjumpai aneka critters yang unik. Patahan lempeng akibat gempa juga kini telah menjelma menjadi spot penyelaman yang menarik.
Foto-foto yang disajikan dalam buku Sikka Underwater merupakan karya para pemenang lomba fotografi yang digelar di Sikka pada tanggal 11 – 15 September 2017. Tim jurinya terdiri dari Muljadi Pinneng Sulungbudi (underwater photographer), Arbain Rambey (photojournalist Kompas), serta Nala Rinaldo (wildlife, adventure & landscape photographer). Pengambilan fotonya sendiri dilakukan di sejumlah destinasi wisata darat serta beberapa titik penyelaman di sekitar Pulau Babi, Tanjung Darat dan pesisir Pantai Maumere.
(Foto: Dok. Panitia “Sikka Underwater”)