Penutupan Pulau Komodo sedang Dalam Pengkajian Tim KSDA

Taman Nasional Komodo di Nusa Tenggara Timur (NTT) terus dalam pengkajian Direktorat Jenderal KSDAE Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terkait penutupan Pulau Komodo. Penutupan kawasan yang direncanakan mulai Januari 2020 ini membuat pelaku pariwisata di Manggarai Barat, wisatawan asing, dan agen perjalanan wisata tidak tenang.
Hal ini seperti yang dijelaskan Direktur Utama Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Labuan Bajo, Shana Fatina, pada Kamis (4/4/2019) bahwa saat ini Direktorat Jenderal KSDAE tengah melakukan kajian dengan menurunkan tim terpadu untuk mengkaji tentang kemungkinan penutupan sementara Pulau Komodo di Taman Nasional Komodo.
Shana juga mengatakan, “Saat ini kita masih terus memonitor hasil tim terpadu dari Dirjen KSDAE yang saat ini tengah turun ke Lapangan pada bulan April 2019. Hasilnya dari tim terpadu nantinya bakal dilaporkan pada bulan Agustus 2019 mendatang.”
Namun, untuk menutup suatu kawasan diperlukan berbagai pertimbangan dan persiapan yang matang. Shana menjelaskan untuk menutup atau membuka kembali suatu taman nasional, sepenuhnya berada di Dirjen KSDAE. Hal itu berdasarkan pertimbangan ilmiah, fakta lapangan, kondisi sosial ekonomi, dan masukan dari pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten serta para pihak lainnya.
“Apabila pemerintah merencanakan penutupan sementara terhadap sebagian kawasan atau keseluruhan, maka akan dilakukan secara terencana, dengan memberikan tenggang waktu yang cukup, sehubungan dampak sosial ekonomi yang sangat besar,” katanya.
Berdasarkan data dari KLHK, dengan tiket masuk wisatawan mancanegara sebesar Rp150.000,- dan wisatawan nusantara sebesar Rp5.000,-, berdasarkan PP. 12 tahun 2014 tentang Penerimaaan Negara Bukan Pajak (PNBP), maka penerimaan pungutan yang disetor oleh Balai TN. Komodo kepada kas negara juga meningkat, yaitu sejumlah Rp5,4 miliar di tahun 2014, Rp19,20 miliar di tahun 2015, Rp22,80 miliar di tahun 2016, dan Rp29,10 miliar di tahun 2017, dan Rp33,16 miliar di tahun 2018.
Meningkatnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke TN Komodo telah berdampak pada pertumbuhan ekonomi yang signifikan, khususnya di Kabupaten Manggarai Barat dan wilayah di sekitarnya. Selain komodo, saat ini terdapat 42 dive dan snorkeling spot yang juga menjadi daya tarik pengunjung.