Kembali ke Papua Nugini

    (Foto & Teks: Scott Bennet – SDAAI 1/2014)

     

    Terletak di batas paling timur coral triangle, negara kepulauan Papua Nugini (PNG) adalah surga bawah laut tanpa tanding. Di pulau New Britain, yang berada di pesisir timur kepulauan Bismarck, terletak Kimbe Bay yang panjangnya hampir 500 km dan merupakan lokasi penyelaman termasyur di PNG.

    Whip-Corals,-Susan's-ReefSejak kunjungan singkat ke Walindi Plantation Resort beberapa tahun lalu, saya selalu ingin kembali lagi ke PNG. Impian itu terwujud lewat sebuah trip dengan M/V FeBrina yang menyusuri Kimbe, pulau Witu, dan Fathers Reefs.

    Banyak liveaboard di PNG yang namanya sama dengan pemiliknya, tapi tidak dengan FeBrina. Skipper-nya, Alan Rabee, merupakan seorang tokoh legendaris PNG dengan pengalaman 20 tahun menyelam di sana. Sebelum dikenal sebagai boutique liveaboard seperti sekarang ini, awalnya FeBrina merupakan kapal riset di Coral Sea. Dengan Walindi sebagai pelabuhannya, Alan telah mengoperasikan FeBrina sejak tahun 1991.

    Saya berangkat menuju kapal sekitar pukul 5 pagi dan bertemu dengan dive master (DM) Jossie dan Digger. Walaupun agak sempit, tapi kabinnya cukup nyaman. Di dalamnya juga dilengkapi kamar mandi dengan pancuran air panas.

    Joe, Junior, dan Levo menangani perlengkapan kami di sana. Setiap orang diberi rak sendiri untuk menyimpan masker, fins, dan weight belt. Ada juga tangki bilas khusus untuk perlengkapan kamera. Dan fasilitas yang paling disambut gembira adalah sederet soket listrik. Tentu saja ini jadi kebutuhan utama karena tumpukan baterai yang terus-menerus minta diisi ulang.

    Indian-Phidiana---Lesley's-Keesokan harinya, kami berangkat untuk diving seharian di Kimbe Bay. Grup kami terdiri dari berbagai kebangsaan: Australia, Inggris, Belgia, dan Kanada, yaitu saya. Sayangnya, saya tidak mengawali hari dengan baik. Saat menuruni tangga saya terpeleset dan terluka. Untunglah ada Jossie yang langsung terampil mengobati.

    Setelah penyelaman di Vanessa’s Reef, rasa senang menerpa saya ketika tahu tujuan kami selanjutnya, yaitu wreck Zero. Inilah puing pesawat perang Jepang Mitsubishi A6M5 yang digunakan saat Perang Dunia II. Pesawat dengan lebar 11 m dan kecepatan mencapai 564 km/jam ini dikenal untuk serangan kamikaze. Pada tahun 2000, nelayan setempat menemukan puing pesawat ini di kedalaman 15 m. Walaupun jarak pandang terbatas, puing ini tetap memukau. Anemone yang hidup tepat di atas kursi pilot menambah nilai foto wreck ini.

     

    Baca kisah selengkapnya di Scuba Diver AustralAsia Indonesia Edisi 1/2014 (e-magazine).

    <span class="icon-user"></span>

    scubadiver

    Scuba Diver Indonesia adalah majalah selam internasional paling terkemuka di dunia.

    Facebook comments

    Website comments