Surga Baru yang Wajib Dikunjungi

     

     

    Foto & Teks : Muljadi Pinneng Sulungbudi

    Mengeksplor daerah baru berarti mengharapkan sesuatu yang tidak diharapkan dengan usaha yang lebih. Eksplorasi keindahan Nusa Tenggara Timur kali ini hingga ke timur Pulau Flores membuahkan hasil yang memuaskan.

    Tak terasa, tiga bulan berlalu sejak terakhir saya datang ke Lembata, sebuah kabupaten dengan beberapa pulau yang terletak di Timur Pulau Flores. Waktu itu, di bulan Mei, bersama Gemala Hanafiah dan Nadine Chandrawinata, kami melakukan beberapa penyelaman eksplorasi di perairan Lembata. Kali ini dikunjungan kedua, saya kembali bersama enam orang penyelam sekaligus fotografer bawah laut dan beberapa blogger ternama dengan 1 tujuan: menyiapkan bahan coffee table book untuk Lembata.

    Informasi mengenai titik penyelaman di Lembatasangatlah minim, hasil eksplorasi dari perjalanan pertama saya juga tidak cukup banyak. Selain waktu koordinasi dan mempersiapkan semua perlengkapan yang cukup panjang, ketersediaan tabung pun terbatas. Di Pulau Lembata belum ada dive operator, waktu itu kami harus meminjam tabung dari Oom Sony yang mempunyai usaha penyelaman mutiara. Itupun dengan jumlah yang terbatas, yaitu 8 tabung. Kali ini, untuk acara yang lebih besar lagi di akhir Agustus 2015, kami harus menyewa tabung dari sebuah operator selam di Larantuka.

    Di bulan Mei, sebagian besar penyelaman dilakukan di dalam Teluk Wai Enga. Sebuah teluk di sisi Utara Pulau Lembata yang digerbangi Tanjung Baja di sisi Timur dan Desa Lamatokan di sisi Barat. Perairan ini dilindungi oleh daratan di sekitarnya, dengan jarak pandang yang terbatas, rata-rata sekitar 10 meter. Walaupun demikian, kehidupan karang di dalamnya cukup sehat. Tampak berbagai karang keras tumbuh dengan ukuran cukup besar. Bahkan ada sebuah karang meja berdiameter sekitar 4 meter. Waktu eksplorasi pertama di bulan Mei, di pesisir Dewa Lewolo, kami melihat seekor dugong sedang bermain-main di air. Sayang sekali ketika eksplorasi kedua kami menyelam di daerah itu, kami tidak bertemu dugong berkeliaran, hal oni wajar karena di dalam teluk ini terdapat beberapa daerah yang ditumbuhi rumput laut yang merupakan makanan dugong.

    Berdasarkan pengalaman saat eksplorasi penyelaman pertama kali ke Lembata yang cukup mengesankan, kali ini saya mengajak teman-teman untuk terlebih dahulu mengeksplor perairan Selat Boleng. Selat Boleng terletak di antara Pulau Lembata dengan Pulau Adonara dan Pulau Solor. Sebuah selat yang cukup dangkal namun terkadang memiliki arus yang cukup kencang di sisi Baratnya. Di bulan Mei, kami melakukan dua kali penyelaman di selat ini, sekali di sisi Barat dan sekali di sisi Timur. Kedua lokasi penyelaman ini memiliki kondisi bawah laut yang serupa. Landai di kedalaman 20-an meter dan tidak banyak terdapat karang. Hal ini mungkin terjadi akibat perusakan manusia di saat-saat lalu. Walaupun demikian terdapat pula karang-karang lunak yang masih berukuran kecil dan cukup berwarna-warni. Kali ini kami mengincar sisi Timur yang lebih merapat ke pantai. Melihat pantai berpasir hitam di pesisirnya, kami berharap daerah ini bisa menjadi lokasi muck dive yang menarik.

    Penasaran dengan spot penyelaman lainnya di Lembata?

    (Baca selengkapnya di majalah Scuba Diver AustralAsia | Ocean Planet edisi 3/2015)

    <span class="icon-user"></span>

    Annisa Filania

    Social Media Specialist

    Facebook comments

    Website comments